Kami telah mengumpulkan beberapa nama warga negara asing yang ternyata sangat mencintai Indonesia. Bahkan cinta mereka bisa jadi lebih besar daripada warga negara Indonesia pada umumnya.
Siapa saja mereka? Baca aja dibawah ini.
1. Andre Graff (Prancis)
Saking populernya di Sumba, Andre Graff akhirnya memiliki nama lain yang sangat 'Indonesia', Andre Sumur. Kenapa Sumur? Karena Pria asal Prancis ini sering menggali sumur bagi warga setempat.
Kepedulian Andre tersebut berawal saat ia melihat sendiri bagaimana warga Sumba kekurangan air bersih. Hingga kini, kabarnya Andre telah membuat puluhan sumur yang sangat berguna bagi banyak orang.
2. Aurelien Brule (Prancis)
Usia Aurelien Brule masih sangat muda saat memutuskan untuk mengabdi pada Indonesia, 16 tahun. Pemuda asal Prancis ini sangat peduli dengan kehidupan owa-owa, salah satu jenis primata di Kalimantan dan Sumatera.
Kecintaan Aurelien terhadap owa-owa sudah merekah sejak ia masih berusia 12 tahun. Saat itu ia sedang diajak oleh kedua orang tuanya mengunjungi kebun binatang di negaranya. Mimik sedih dan perilaku penyendiri owa-owa mampu menarik perhatian Aurelien muda.
Saking cintanya pada owa-owa, Auerelien pernah merilis buku berjudul yang membahas hewan langka tersebut. Ia mulai tertarik terhadap Indonesia setelah khawatir terhadap owa-owa di hutan Kalimantan yang sedang terbakar.
3. Gavin Birch (Selandia Baru)
Nama Gavin Birch mungkin masih asing bagi telinga kita. Dia adalah seorang pria yang dilahirkan di Selandia Baru dan besar di Australia dan menghabiskan banyak waktunya untuk bepetualang di Indonesia.
Di Australia, Gavin merupakan pengusaha restoran yang cukup sukses, ia juga membuka cabang di Bali. Kepedulian Gavin terhadap Indonesia mulai tumbuh saat melihat betapa kotor Pantai Senggigi di Lombok.
Miris melihat keadaan tersebut, Gavin lantas memutuskan untuk tinggal lebih lama di sana. Ia terkenal sebagai warga asing yang sering memungut sampah di sana. Usaha Gavin tak main-main, ia bahkan menjual rumahnya di Australia dan Bali serta memilih tinggal di Lombok barat.
Selama tinggal di Lombok, Gavin akhirnya menikahi Siti Hawa, seorang penduduk setempat. Bahkan ia telah berpindah keyakinan menjadi seorang muslim dan mengganti namanya menjadi Husin Abdullah.
Pejuang hebat ini akhirnya harus menghadap Ilahi pada 2010 lalu. Terlalu banyak jasa yang ditinggalkan oleh Gavin untuk Indonesia.
4. Robin Lim (Amerika Serikat)
Berkat segala dedikasi dan pengabdiannya, Robin Lim pernah mendapatkan berbagai gelar kemanusiaan, salah satunya adalah Hero 2011 oleh CNN. Tidak berlebihan memang, wanita asal Amerika Serikat ini memiliki jasa yang besar, khususnya bagi Bangsa Indonesia.
Robin Lim memiliki jasa besar di bidang medis. Ia seolah menjadi seorang malaikat bagi keluarga miskin, khususnya bagi ibu yang tengah melahirkan. Seluruh bantuan pada proses kehamilan diberikan Robin secara gratis.
5. Annette Horschmann (Jerman)
Bagi sebagian warga Indonesia, nama Annette Horschmann mungkin masih asing. Tapi bagi masyarakat di Sumatera Utara, nama wanita asal Jerman ini aman populer.Annette merupakan wanita yang sangat peduli dengan kelestarian Danau Toba. Bahkan ia tak segan memunguti sampah demi menjaga keindahan dan kebersihannya.
Di sisi lain, Annette juga sering mempromosikan Danau Toba di negaranya. Ia menyebut bahwa Danau Toba tak kalah indah dibanding tempat populer lainnya di Indonesia.
6. Elizabeth Karen Sekar Arum (Amerika Serikat)
Apa yang dilakukan Elizabeth Karen Sekar Arum harusnya bisa menjadi bahan renungan bagi para pemuda-pemudi Indonesia. Walau berasal dari Amerika Serikat, ia begitu antusias mempelajari seni tradisional Jawa.
Kini nama Elizabeth sudah cukup terkenal. Ia juga sudah pandai berbahasa Jawa dengan baik. Kemampuannya sebagai sinden pun kerap mengundang decak kagum.
7. Carlos Ferrandiz (Spanyol)
Bagi sebagian besar warga negara asing, Indonesia adalah negara indah yang biasa dijadikan tujuan untuk berwisata. Namun bagi Carlos Ferrandiz, Indonesia memiliki arti lebih dari itu.
Pria asal Spanyol ini begitu mencintai Indonesia. Berawal dari kekagumannya atas pantai-pantai di Indonesia, ia mulai tertarik berpetualang lebih dalam di Indonesia.
Kualitas pendidikan adalah hal yang paling disorot oleh Carlos. Ia menganggap pendidikan di Indonesia, khususnya di Sumbawa sangat memprihatinkan.
Tak ingin berdiam diri, Carlos memutuskan untuk tinggal lebih lama di Sumbawa. Singkat cerita, Carlos mengajarkan anak-anak Sumbawa berbahasa Inggris. Kelas Bahasa Inggris pun ia buka setiap sore. Dari situlah ia akhirnya membentuk Harapan Sumbawa Proyek.
"Terpacu dari keinginan masyarakat ini untuk belajar, saya memutuskan bahwa hidup saya harus berubah untuk membantu orang orang ini. Pada titik tersebut, Harapan project telah lahir," tulis Situs www.proyectoharapan.org.
Sumber : Kapanlagi